UJIAN MID SEMESTER
MATA KULIAH : MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA
DOSEN: Dr. Sardianto
MS., M.Si., M.Pd.
Buatlah makalah minimal 10 halaman, dengan judul bebas tetapi materi yang
dibahas mencakup:
1. Perkembangan
media pembelajaran dari yang sifatnya off
line hingga yang online.
2. Jenis-jenis
media pembelajaran.
3. Teori
belajar yang relevan dengan penggunaan media pembelajaran
4. Prinsip-prinsip
penggunaan software aplikasi yang anda gunakan dalam mengembangkan media
pembelajaran fisika dalam tugas proyek pembuatan media.
5. Kelebihan
dan kekurangan software aplikasi yang anda gunakan tersebut.
6. Tahap-tahap
pengembangan media yang anda gunakan (Lampirkan Skripnya dalam bentuk storyboard).
7. Penggunaan
media dalam pembelajaran (khususnya media yang anda kembangkan). Lampirkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya (RPP).
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual aids (AVA) .
Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mengkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience).
Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa .
Edgar Dale memandang bahwa nilai media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan nilai pengalaman. Menurutnya, pengalaman itu mempunyai dua belas (12) tingkatan. Tingkatan yang paling tinggi adalah pengalaman yang paling konkret. Sedangkan yang paling rendah adalah yang paling abstrak, diantaranya :
ü Direct Purposeful Experiences : Pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan lingkungan, obyek, binatang, manusia, dan sebagainya, dengan cara perbuatan langsung
ü Contrived Experiences : Pengalaman yang diperoleh dari kontak melalui model, benda tiruan, atau simulasi.
ü Dramatized Experiences : Pengalaman yang diperoleh melalui prmainan, sandiwara boneka, permainan peran, drama soial
ü Demonstration : Pengalaman yang idperoleh dari pertunjukan
ü Study Trips : Pengalaman yang diperoleh melalui karya wisata
ü Exhibition : Pengalaman yang diperoleh melalui pameran
ü Educational Television : Pengalaman yang diperoleh melalui televisi pendidikan
ü Motion Pictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar, film hidup, bioskop
ü Still Pictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar mati, slide, fotografi
ü Radio and Recording : Pengalaman yang diperoleh melalui siaran radio atau rekaman suara
ü Visual Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui simbol yang dapat dilihat seperti grafik, bagan, diagram
ü Verbal Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui penuturan kata-kata.
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, yang berguna sebagai penyalur pesan atau informasi belajar.
Pada tahun 1960-1965 orang-orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku (behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran. Dalam teorinya, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini membantu dan mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
Pada tahun 1965-1970 , pendekatan system (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan system ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Ada dua ciri pendekatan sistem pengajraan, yaitu sebagai berikut :
ü Pendekatan sistem pengajaran mengarah ke proses belajar mengajar. Proses belajar-mengajat adalah suatu penataan yang memungkinkan guru dan siswa berinteraksi satu sama lain.
ü Penggunaan metode khusus untk mendesain sistem pengajaran yang terdiri atas prosedur sistemik perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan proses belajar-mengajar
Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang dicapai. Pada dasarnya pendidik dan ahli visual menyambut baik perubahan ini. Sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media. Dari pengalaman mereka, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagian ada yang lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian audio, media cetak, dan sebagainya. Sehingga dari sinilah lahir konsep media pembelajaran.
B. Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa Latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan madoe, yang artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan .
Sedangkan secara terminologi, menurut para ahli diantaranya :
ü Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
ü Menurut Heinich, dkk (1985), media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.
ü Martin dan Briggs (1986) mengatakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
ü Menurut Hamalik (1994), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Jadi, media pembelajaran adalah semua sumber yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan, merangsang pikiran, minat, perhatian dan perasaan anak didik sehingga pendidik dapat mendorong anak didik agar dapat belajar, sehingga tujuan pembelajaran (perubahan prilaku atau kompetensi ) dapat tercapai.
Media Pembelajaran
Media
Pembelajaran
Oleh: Sutirman
Oleh: Sutirman
1)
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media
berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara, atau pengantar. Association of Education and Communication
Technology (AECT) (1986: 43) memberikan definisi media sebagai
sistem transmisi (bahan dan peralatan) yang tersedia untuk menyampaikan pesan
tertentu. Pendapat lain mengemukakan bahwa media adalah suatu sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada komunikan
(Suranto, 2005: 18). Sedangkan Trini Prastati (2005: 3) memberi makna media
sebagai apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke
penerima informasi.
Heinich dan
kawan-kawan (1996: 8) mengartikan media sebagai perantara yang mengantar
informasi dari sumber kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan
sejenisnya adalah tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau
informasi yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka media itu disebut
media pembelajaran.
Secara lebih
khusus Briggs dalam Trini Prastati (2005: 4) mengatakan media sebagai
sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana fisik
tersebut dapat berupa buku, tape rekorder, kaset, kamera video, film, slide,
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Sependapat dengan pendapat di
atas, Wang Qiyun & Cheung Wing Sum (2003: 217), menyatakan bahwa dalam
konteks pendidikan, media biasa disebut sebagai fasilitas pembelajaran yang
membawa pesan kepada pembelajar. Media dapat dikatakan pula sebagai
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya,
sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat, dibaca, dan didengar.
Dengan
demikian media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media merupakan komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
2)
Macam-Macam Media Pembelajaran
Media
pembelajaran berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan perkembangan
teknologi. Beberapa ahli menggolongkan macam-macam media pembelajaran dari
sudut pandang yang berbeda.
Bretz
membagi media menjadi tiga macam yaitu media yang dapat didengar (audio), media
yang dapat dilihat (video), dan media yang dapat bergerak. Media visual
dikelompokkan lagi menjadi tiga yaitu gambar visual, garis (grafis), dan simbol
verbal. Selain menggolongkan media menjadi tiga macam di atas, Bretz juga
membagi media menjadi media transmisi dan media rekaman (Trini Prastati,
2005: 9-10).
Schramm
(1977: 21) membedakan media menurut jumlah audiens yang dilayaninya
menjadi: massal, klasikal, dan individual. Yang termasuk media untuk massal
antara lain televisi, radio, dan internet. Media untuk klasikal adalah OHP,
papan tulis, slide, videotape, poster, foto, dan lain-lain. Sedangkan media
yang bersifat individual dapat berupa hand out, telepon, dan Computer
Assisted Instruction (CAI).
Heinich
(1996: 8) menjabarkan media pembelajaran dalam bukunya meliputi: nonprojected
media, projected media, audiomedia, motionmedia, computer mediated instruction,
computer based multimedia and hypermedia, media radio and television. Nonprojected
media berupa photographs, diagrams, displays, dan models. Projectedmedia
terdiri dari slides, filmstrips, overhead transparencies, dan computer
projection. Audiomedia berupa cassettes dan compact discs,
sedangkan motionmedia berupa video dan film.
Azhar Arsyad
(2007: 29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi empat kelompok,
yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media
hasil teknologi komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan
komputer.
Sementara
Seels & Glasgow (1990: 181-183) membagi media berdasarkan perkembangan
terknologi, yaitu media dengan teknologi tradisional dan media dengan
teknologi mutakhir. Media dengan teknologi tradisional meliputi: (a) visual
diam yang diproyeksikan berupa proyeksi opaque (tak tembus pandang),
proyeksi overhead, slides, filmstrips; (b) visual yang
tidak diproyeksikan berupa gambar, poster, foto, charts, grafik,
diagram, pameran, papan info; (c) audio terdiri dari rekaman piringan dan pita
kaset; (d) penyajian multimedia dibedakan menjadi slide plus suara dan multi
image; (e) visual dinamis yang diproyeksikan berupa film, televisi,
video; (f) media cetak seperti buku teks, modul, teks terprogram, workbook,
majalah ilmiah, berkala, dan hand out; (g) permainan diantaranya teka-teki,
simulasi, permainan papan; (h) realita dapat berupa model, specimen
(contoh), manipulatif (peta, miniatur, boneka).
Sedangkan
media dengan teknologi mutakhir dibedakan menjadi: (a) media berbasis
telekomunikasi diantaranya adalah telekonfrence dan distance learning;
(b) media berbasis mikroprosesor terdiri dari CAI (Computer Assisted
Instruction), Games, Hypermedia, CD (Compact Disc), dan Pembelajaran
Berbasis Web (Web Based Learning).
Penggolongan
media yang lebih aktual dikemukakan oleh Lee & Owen (2004: 55-56) dengan
delapan tipe media pengiriman. Kedelapan media tersebut adalah instructor-led,
computer-based, distance broadcast, web-based, performance support systems
(PSS), dan electronic performance support systems (EPSS).
Berdasarkan
macam-macam media tersebut di atas, menunjukkan bahwa media pembelajaran
senantiasa mengalami perkembangan seiring kemajuan ilmu dan teknologi.
Perkembangan media pembelajaran juga mengikuti tuntutan dan kebutuhan
pembelajaran, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
3)
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Levie &
Lents dalam Azhar Arsyad (2007: 16) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif,
fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
Fungsi
atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Media gambar atau
animasi yang diproyeksikan melalui LCD (Liquid Crystal Display) dapat
memfokuskan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka
terima. Hal ini berpengaruh terhadap penguasaan materi pelajaran yang lebih
baik oleh siswa.
Fungsi
afektif media visual dapat terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan sikap
siswa pada saat menyimak tayangan materi pelajaran yang disertai dengan
visualisasi. Misalnya, tayangan video gambar simulasi kegiatan pengelolaan
arsip, video penggunaan mesin-mesin kantor, dan sejenisnya.
Fungsi
kognitif media visual terlihat dari kajian-kajian ilmiah yang mengemukakan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Sedangkan
fungsi kompensatoris dari media pembelajaran dapat dilihat dari hasil
penelitian bahwa media visual membantu pemahaman dan ingatan isi materi bagi
siswa yang lemah dalam membaca.
Secara lebih
khusus, Kemp & Dayton dalam (1985: 3-4) mengidentifikasi delapan manfaat
media dalam pembelajaran, yaitu:
”(1)
penyampaian perkuliahan menjadi lebih baku, (2) pembelajaran cenderung menjadi
lebih menarik, (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) lama waktu
pembelajaran dapat dikurangi, (5) kualitas hasil belajar siswa lebih meningkat,
(6) pembelajaran dapat berlangsung di mana dan kapan saja, (7) sikap positif
siswa terhadap materi belajar dan proses belajar dapat ditingkatkan, (8) peran
guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.”
Oleh karena
banyaknya manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan media pembelajaran, maka guru
sebagai sumber pembawa informasi bagi peserta didik hendaknya menyadari akan
pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran.
Mendukung
pendapat di atas, Sudjana & Rivai (1992: 2), menyebutkan bahwa media
pembelajaran dalam proses belajar bermanfaat agar:
” a).
Pembelajaran lebih menarik perhatian sehingga menumbuhkan motivasi belajar
siswa.
b).
Materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa.
c).
Metode mengajar menjadi lebih variatif sehingga dapat mengurangi kebosanan
belajar.
d).
Siswa lebih aktif melakukan kegiatan belajar.”
Sedangkan
Arif S. Sadiman, dkk. (2006: 17-18) menjelaskan kegunaan media pembelajaran
sebagai berikut:
” a).
Memperjelas penyajian pesan.
b).
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
c).
Mengatasi sikap pasif, sehingga peserta didik menjadi lebih semangat dan lebih
mandiri dalam belajar.
d).
Memberikan rangsangan, pengalaman, dan persepsi yang sama terhadap materi
belajar.“
Berdasarkan
berbagai pendapat di atas, media pembelajaran sangat dirasakan manfaatnya dalam
proses belajar mengajar. Secara umum, media pembelajaran bermanfaat untuk
memperlancar interaksi dosen dan mahasiswa, dengan maksud membantu mahasiswa
belajar secara optimal
4)
Pemilihan dan Pemanfaatan Media
Pembelajaran
yang baik memerlukan adanya perencanaan yang sistematis. Memilih media yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar juga memerlukan perencanaan yang
baik agar pemanfaatannya bisa efektif. Pada kenyataanya di lapangan, pengajar
sering memilih dan menggunakan media tanpa ada perencanaan terlebih dahulu.
Pemanfaatan media sering hanya didasarkan pada kebiasaan dan ketersediaan alat,
tanpa mempertimbangkan efektivitasnya.
Heinich dan
kawan-kawan mengembangkan model perencanaan penggunaan media yang efektif dalam
pembelajaran. Model itu disebut dengan istilah ASSURE (ASSURE models).
Model ASSURE ini dikembangkan dengan enam langkah yang meliputi analisis
peserta didik, menetapkan tujuan pembelajaran, memilih metode, media dan bahan,
menggunakan media dan bahan, melibatkan peserta didik, serta evaluasi dan
revisi (1996: 34-35).
Berdasarkan
model yang kembangkan oleh Heinich dan kawan-kawan tersebut maka sebelum
menggunakan media dalam pembelajaran guru seyogyanya melakukan analisis peserta
didik untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan tipe belajarnya. Selanjutnya
guru menetapkan tujuan pembelajaran yang berupa kemampuan yang harus dimiliki oleh
peserta didik setelah proses pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah
menentukan metode yang cocok, memilih format media yang sesuai dengan bahan
yang akan diajarkan. Penggunaan media hendaknya mendorong keterlibatan peserta
didik dalam aktivitas pembelajaran.
ASSURE model
yang dikembangkan oleh Heinich dkk tersebut dapat digunakan oleh para pengajar
sebagai rujukan dalam menentukan langkah-langkah pemanfaatan media
pembelajaran. Dengan langkah-langkah yang terencana dan sistematis diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pemilihan
media juga harus memperhatikan landasan teori belajar. Berdasarkan teori
belajar, terdapat beberapa kondisi dan prinsip psikologis yang perlu
diperhatikan dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran, yaitu prinsip
motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi, persiapan
sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan, latihan dan
pengulangan, serta penerapan (Azhar Arsyad, 2007: 72-74).
Pemilihan
dan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat ber landaskan pada teori belajar
yang relevan akan berdampak positif terhadap keberhasilan proses belajar
mengajar.
BERBAGAI JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran banyak jenis dan
macamnya. Dari yang palng sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal.
Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada
yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang
sengaja dirancang.
Berbagai sudut pandang untuk
menggolongkan jenis-jenis media.
Rudy
Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual
dan gerak):
1. Media audio
2. Media cetak
3. Media visual diam
4. Media visual gerak
5. Media audio semi gerak
6. Media visual semi gerak
7. Media audio visual diam
8. Media audio visual gerak
Anderson
(1976) menggolongkan menjadi 10 media:
1. audio
: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2. cetak
: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3. audio-cetak
: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. proyeksi visual
diam
: Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5. proyeksi audio visual
diam : film bingkai slide bersuara
6. visual
gerak
: film bisu
7. audio visual
gerak
: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8. obyek
fisik
: Benda nyata, model, spesimen
9. manusia dan lingkungan
: guru, pustakawan, laboran
10. komputer
: CAI
Schramm
(1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks
(film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks).
Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal
(liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya
seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk
perorangan / buku teks, telepon, CAI).
Henrich,
dkk menggolongkan:
1. media yang tidak diproyeksikan
2. media yang diproyeksikan
3. media audio
4. media video
5. media berbasis komputer
6. multi media kit.
Pada artikel ini, media akan
diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.
A. MEDIA VISUAL
1. Media yang tidak diproyeksikan
- Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
- Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
- Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1) gambar / foto: paling umum digunakan
2) sketsa: gambar sederhana atau draft
kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik
perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
3) diagram / skema: gambar sederhana yang
menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu
secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel
samapai organisme.
4) bagan / chart : menyajikan ide atau
konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu
memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering
dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang
verbal.
5) grafik: gambar sederhana yang
menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan
data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.
2. Media proyeksi
1. Transparansi OHP merupakan alat bantu
mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa,
guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa).
Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy /
OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media
transparansi, yaitu:
-
Mengambil dari bahan
cetak dengan teknik tertentu
-
Membuat sendiri secara
manual
2. Film bingkai / slide adalah film
transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu
paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film
bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang
dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan
peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan
proyektor slide.
B. MEDIA AUDIO
1. Radio
Radio merupakan perlengkapan
elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan
aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan
baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai
media pembelajaran yang cukup efektif.
2. Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio
yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang
ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.
C. MEDIA
AUDIO-VISUAL
1. Media video
Merupakan salah satu jenis media audio
visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran,
biasa dikemas dalam bentuk VCD.
2. Media komputer
Media ini
memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu
menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara
interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet
dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan
sumber belajar yang hampir tanpa batas.
bagi adek tingkat yang kuliah media pembelajaran, nih ada soal mid semester dengan dosen pembimbing pak sardi, soal ini dilengkapi jawabannya lho... semoga bermanfaat
BalasHapus